Sejarah elektronika dimulai dari abad ke-20, dengan melibatkan tiga buah
komponen utama yaitu tabung hampa udara (vacuum tube), transistor dan
sirkuit terpadu (integrated circuit). Pada tahun 1883, Thomas Alva
Edison berhasil menemukan bahwa electron bisa berpindah dari sebuah
konduktor ke konduktor lainnya melewati ruang hampa. Penemuan konduksi
atau perpindahan ini dikenal dengan nama efek Ediosn. Pada tahun 1904,
menerapkan efek Edison ini untuk menemukan dua buah elemen tabung
electron yang dikenal dengan nama dioda, dan John FlemingLee De Forest
mengikutinya pada tahun 1906 dengan tabung tiga elemen, yang disebut
trioda. Tabung hampa udara menjadi divais yang dibuat untuk memanipulasi
kemungkinan energi listrik sehingga bisa diperkuat dan dikirimkan.
Aplikasi tabung elktron pertama diterapkan dalam bidang komunikasi
radio. Guglielmo Marconi merintis pengembangan telegraf tanpa
kabel(wireless telegraph) pada tahun 1896 dan komunikasi radio jarak
jauh pada tahun 1901. Radio terakhir ini bisa berbentuk telegraf radio
(transmisi sinyal kode Morse) atau telepon radio (pesan suara). Keduanya
dikendalikan oleh trioda dan dengan cepat terjadi peningkatan dan
perbaikan karena adanya komunikasi angkatan bersenjata selama Perang
Dunia I. Transmiter radio, telepon dan telegraf berikutnya menggunakan
percikan tegangan tinggi untuk membuat gelombang dan suara. Tabung hampa
udara memperkuat sinyal suara yang lemah dan menjadikan sinyal tersebut
digabungkan dengan gelombang radio. Pada tahun 1918, Edwin Armstrong
menemukan penerima "super-heterodyne" yang dapat memilih sinyal radio
atau stasion dan dapat menerima sinyal jarak jauh. Penyiaran radio
tumbuh signifikan pada tahun 1920 sebagai akibat langsungnya. Armstrong
juga menemukan modulasi frekuensi FM pita lebar (wide-band) pada tahun
1935; sebelumnya hanya menggunakan AM atau modulasi amplitudo pada
rentang tahun 1920 sampai 1935.
Teknologi komunikasi bisa membuat perubahan besar sebelum Perang DUnia
II khususnya dalam penggunaan tabung yang dibuat di banyak aplikasi.
Radio sebagai bentuk sarana pendidikan dan hiburan dengan cepat
ditantang oleh adanya televisi yang ditemukan pada tahun 1920-an tapi
tidak langsung tersedia secara luas hingga tahun 1947. Bell Laboratories
mengeluarkan televisi ke publik pada tahun 1927, dan ini masih
merupakan bentuk electromechanical. Ketika sistem elektronik menjadi
jaminan kualitas, para insinyur Bell Labs memperkenalkan tabung gambar
sinar katoda dan televisi berwarna. Namun Vladimir Zworykin, seorang
insinyur di Radio Corporation of America (RCA), dianggap sebagai "bapak
televisi" karena penemuannya, tabung gambar dan tabung kamera
iconoscope.
Pengembangan televisi sebagai divais elektronika memanfaatkan
peningkatan/perbaikan pada radar yang dibuat selama Perang Dunia II.
Radar adalah produk yang dihasilkan dari studi yang dilakukan oleh
ilmuwan di Inggris untuk menggambarkan gelombang radio. Sebagai
singkatan dari RAdio Detection And Ranging, radar mengukur jarak dan
arah sebuah objek menggunakan pantulan gelombang mikro radio. Ini
digunakan untuk pendeteksian pesawat udara dan kapal laut, mengendalikan
penembakan rudal dan berbagai bentuk penjagaan lainnya. sirkuit, video,
teknologi gelombang dan transmisi gelombang mikro diperbaiki yang
dilakukan selama musim perang dan diadopsi dengan cepat oleh industri
televisi. Pada pertengahan tahun 1950-an, televisi telah melewati radio
untuk penggunaan di rumah dan hiburan.
Setelah perang, tabung elektron digunakan untuk mengembangan komputer
pertama, tapi tabung ini tidak praktis karena ukuran komponen
elektroniknya. Pada tahun 1947, transistor ditemukan oleh tim insinyur
dari Bell Laboratories. John Bardeen, Walter Brattain, dan William
Shockley menerima penghargaan Nobel untuk penemuan mereka, tapi sedikit
yang memimpikan secepat dan sedramatis apa transistor dapat mengubah
dunia. Fungsi transistor seperti tabung hampa udara, tapi memiliki
ukuran yang lebih kecil, lebih ringan, konsumsi daya lebih kecil, dan
lebih kuat, dan lebih murah untuk diproduksi dengan adanya kombinasi
penghubung metalnya dan bahan semikonductor.
Konsep sirkuit terintegrasi diusulkan pada tahun 1952 oleh Geoffrey W.
A. Dummer, seorang ahli elektronika berkebangsaan Inggris dengan Royal
Radar Establishment-nya. Sepanjang dekade 1950-an, transistor diproduksi
secara massal dalam kepingan wafer tunggal dan kemudian
dipotong-potong. Sirkuit semikonduktor menjadi sesuatu jalan yang
sederhana, yang menggabungkan transistor dan dioda (sebagai diavis
aktif) serta kapasitor dan resistor (sebagai divais pasif) dalam sebuah
unit planar atau chip. Industri semikonduktor dan sirkuit terpadu
silikon dikembangkan terus-menerus oleh Texas Instruments dan Fairchild
Semiconductor Company. Pada tahun 1961, sirkuit terintegrasi menjadi
produksi penuh oleh sejumlah perusahaan, dan desain peralatan berubah
secara cepat dan dalam beberapa arah yang berbeda untuk mengadaptasi
teknologi. Transistor bipolar dan sirkuit terintegrasi digital dibuat
pertama kali, namun masih bersifat IC analog, kemudian intergasi skala
besar (LSI), dan integrasi skala sangat besar (VLSI) mengikutinya pada
pertengahan tahun 1970-an. VLSI mengandung ribuan sirkuit yang di
dalamnya terdapat gerbang atau saklar on-off yang saling berhubungan
dalam satu buah keping chip. Mikrokomputer, peralatan medis, kamera
video dan satelit komunikasi merupakan sebagian contoh divais yang
dibuat dengan menggunakan sirkuit terintegrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar