Selasa, 13 Maret 2012

Depresiasi

DEPRESIASI



Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang berpengaruh terhadap pajak pendapatan. Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut:
1. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.
2. Harus mempunyai umur manfaat tertentu, dan umurnya harus lebih lama dari setahun.
3. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/ kehancuran, usang, atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.
4. Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.

Properti yang dapat didepresiasi dikelompokkan menjadi:
- nyata (tangible): dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal property) seperti mesin-mesin, kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang sejenis; dan properti riil (real property) seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut.
- tidak nyata (intangible). Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise.

Depresiasi merupakan komponen penting dalam analisis ekonomi teknik, karena:
1. Dapat dipergunakan untuk mengetahui nilai suatu asset sesuai dengan waktu.
2. Dapat dipergunakan untuk mengalokasikan depresiasi (accounting depreciation) nilai asset tersebut. Pengalokasian tersebut dipergunakan untuk menjamin bahwa asset yang telah diinvestasikan dapat diperoleh kembali setelah masa layannya selesai.
3. Dengan depresiasi dapat dipergunakan untuk pengurangan pengenaan pajak dengan jalan bahwa asset yang diinvestasikan diperhitungkan sebagai biaya produksi, sehingga hal ini berkaitan dengan pajak.

ISTILAH DALAM DEPRESIASI

Beberapa istilah yang sering dipergunakan didalam depresiasi, adalah:
1. Depresiasi adalah penurunan nilai dari suatu asset. Jumlah depresiasiDt selalu dihitung tahunan.
2. Biaya Awal(First Cost atau Unadjusted Basis) adalah biaya pemasangan dari asset termasuk biaya pembelian, pengiriman dan fee pemasangan, dan biaya langsung lainnya yang dapat dideprisiasikan termasuk persiapan asset untuk digunakan. Istilah unadjusted basis atau simple basis, serta simbul B dipergunakan ketika asset masih dalam keadaan baru.
3. Nilai Buku(Book Value) menggambarkan sisa, investasi yang belum terdepresiasi pada buku setelah dikurangi jumlah total biaya depresiasi pada waktu itu. Nilai buku BVt selalu ditentukan pada akhir tahun.
4. Periode Pengembalian(Recovery Period) umur depresiasi, n, dari asset dalam tahun untuk tujuan depresiasi.
5. Nilai Pasar(Market Value) Perkiraan nilai asset yang realistis jika asset tersebut dijual pada pasar bebas.
6. Tingkat Depresiasi (Depreciation Rate atau Recovery Rate) adalah fraksi dari biaya awal yang diambil dengan depresiasi setiap tahun. Tingkat ini adalah dt, mungkin sama setiap tahun yang sering disebut dengan straight-line rate atau berbeda setiap tahun pada periode pengembaliannya.
7. Nilai Sisa (Salvage Value) Perkiraan nilai jual atau nilai pasar pada akhir masa pakai dari asset tersebut. Nilai sisa SV.
METODE PERHITUNGAN DEPRESIASI
 
Metode penghitungan depresiasi ada 4 :
 
1.Metode Garis Lurus
Dalam metode garis lurus maka nilai terdepresi / nilai yang didepresiasikan dari sebuah aktiva dibagi rata sepanjang taksiran umur manfaat aktiva tersebut.
Depresiasi=( Nilai Aktiva – Residu ) / Taksiran Umur Manfaat

Sebuah gergaji listrik untuk memotong kayu pada perusahaan furniture mempunyai basis harga Rp.30.000.000 dan umur manfaat 10 tahun. Pada akhir  umur manfaatnya diperkirakan alat  tersebut tidak mempunyai nilai sisa. Tentukan jumlah depresiasi  tahunan menggunkan metode garis luru s. Tabelkan jumlah depresiasi tahunan dan nilai buku alat tersebut pada setiap akhir tahun. Penyelesaian:

Contoh perhitungan untuk tahun ke-5:
d*5 = 5(Rp.30.000.000 – 0 )=Rp.15.000.000
                     10
d5 =     Rp.30.000.000 – 0 )= Rp.3.000.000
                      10
BV5 = Rp.30.0000.000 - 5(Rp.30.000.000 – 0 )= Rp.15.000.000
                                                    10

2.Metode Unit Produksi
Dalam metode garis lurus maka nilai terdepresi / nilai yang didepresiasikan dari sebuah aktiva dibagi rata sepanjang taksiran umur manfaat aktiva tersebut.
Depresiasi=( Nilai Aktiva – Residu ) / Taksiran Umur Manfaat.



Contoh:
 Sebuah peralatan digunakan untuk usaha dengan basis harga Rp. 4.000.000 dan  diharapkan mempunyai nilai sisa Rp.1.000.000 jika diganti setelah digunakan selama 30,000 jam. Tentukan tingkat depresiasi per jam penggunaan dan nilai buku setelah 10,000 jam operasi.
Penyelesaian:
Depresiasi perunit produksi=  =     Rp.4.000.000 – Rp.1.000.000 )= Rp.100 jam
                                                                            30.000/ jam
Setelah 10.000 jam
            BV= Rp 4.000.000 –   100  (10.000 jam)= Rp 3.000.000
                                               Jam     

3.Metode Saldo Menurun Ganda
Metode ini tidak memperhitungkan adanya nilai sisa / residu. Depresiasi tiap periode menggunakan prosentasi yang sama akan tetapi menghasilkan nilai yang berbeda karena nilai depresiasi pertama mengurangi nilai aktiva pada periode kedua dan seterusnya. Artinya nilai aktiva setiap periode selalu berbeda karena nilai aktiva menurun.
Prosentasi Depresiasi =( 100% / taksiran umur manfaat )x2
Depresiasi Periode 1= Prosentase Depresiasi xNilai Aktiva Periode 1
DEpresiasi Periode 2 =Prosentase Depresiasi x Nilai Aktiva Periode2. Dimana nilai aktiva periode 2 adalah nilai aktiva awal dikurangi nilai depresiasi periode 1.a
Contoh: Sebuah truk dibeli oleh PT agung jaya pada tgl 1 Januari 19x1, harga beli Rp. 11.000.000, biaya perbaikan Rp. 1.000.000 taksiran nilai residu Rp. 1.000.000, taksiran masa manfaat 5 tahun, tentukan depresiasi biaya depresiasi : 12.000.000 x 40% : 4.800.000




Tahun
Jml terdepresiasi
Tariff
Biaya depresiasi
Akumulasi depresiasi
Nilai buku
19x1
19x2
19x3
19x4
19x5
12.000.000
7.200.000
4.320.000
2.592.000
1.555.200
40%
40%
40%
40%
40%
4.800.000
2.880.000
1.728.000
1.036.800
622.080
4.800.000
7.680.000
9.408.000
10.444.800
11.066.880
7.200.000
4.320.000
2.592.000
1.555.200
933.120


4.Metode Jumlah Angka Tahun
Dalam metode ini depresiasi pada periode pertama jumlahnya paling besar dan dan pada periode terakhir depresiasinya paling kecil. Jadi depresiasi setiap periode berkurang sesuai dengan jumlah angka tahun taksiran umur manfaatnya. Jika taksiran umur manfaat n tahun maka cara menghitungnya adalah
S = n(n+1)/2
Depresiasi tahun 1 =( n / S ) x Nilai Terdepresi
Depresiasi tahun 2=( ( n-1 )/ S ) x Nilai Terdepresi
Depresiasi tahun 3=( ( n-2 ) / S ) x Nilai Terdepresi
Seterusnya sampai habis taksiran umur manfaatnya.
Contoh:Sebuah mesin dibeli oleh PT. sinar, berapa depresiasinya untuk 2 tahun pertama jika mesin punya nilai sisa 150.000 dan taksiran umur manfaat 25 tahun, harga mesin tersebut 1.300.000
 Jawab
S : 25 (25+1) / 2 = 325Jumlah terdepresiasi : 1.300.000 – 150.000 = 1.150.000 Depresiasi : jumlah terdepresiasi x angka pecah Th 1 : 1.150.000x 25/325 = 88461.53
Th.2 : 1.150.000 x 24/325 = 84923.07

ttavidhie.blogspot.com/2011/03/pengertian-depresiasi.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar