1.Present Value
digunakan
untuk untuk mengetahui nilai investasi sekarang dari suatu nilai dimasa
datang. Untuk menghitung PV bisa menggunakan fungsi pv() yang ada
dimicrosoft excel. Ada lima parameter yang ada dalam fungsi pv(), yaitu :
- Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun.
- Nper, jumlah angsuran yang dilakukan.
- Pmt, besar angsuran yang dibayarkan.
- Fv, nilai akan datang yang akan dihitung nilai sekarangnya.
- Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode.
Contoh :
Saat pensiun 25 tahun lagi saya ingin punya uang 1.000.000.000, berapakah nilai uang 1.000.000.000 saat ini, dengan asumsi pemerintah mampu mempertahankan inflasi satu digit, misal 8% per tahun, dengan menggunakan fungsi pv() masukkan nilai untuk parameter-parameter yang ada sebagai berikut :
Saat pensiun 25 tahun lagi saya ingin punya uang 1.000.000.000, berapakah nilai uang 1.000.000.000 saat ini, dengan asumsi pemerintah mampu mempertahankan inflasi satu digit, misal 8% per tahun, dengan menggunakan fungsi pv() masukkan nilai untuk parameter-parameter yang ada sebagai berikut :
- Rate = 8%
- Nper = 25
- Pmt = 0, tidak ada angsuran yang dikeluarkan tiap tahunnya
- Fv = 1000000000
- Type = 0
Dari masukan diatas maka akan didapat nilai -146,017,904.91
Kenapa
minus, sekali lagi itu sebagai tanda cash flow, untuk mendapatkan uang
1.000.000.000 25 tahun lagi maka saya harus mengeluarkan uang sebesar
146,017,904.91 saat ini atau dengan kata lain uang 1.000.000.000 25
tahun lagi sama nilainya dengan uang 146,017,904.91 saat ini, dengan
asumsi inflasi konsisten sebesar 8% setiap tahun selama 25 tahun.
2.Future Value (FV)
digunakan
untuk menghitung nilai investasi yang akan datang berdasarkan tingkat
suku bunga dan angsuran yang tetap selama periode tertentu. Untuk
menghitung FV bisa menggunakan fungsi fv() yang ada dimicrosoft excel.
Ada lima parameter yang ada dalam fungsi fv(), yaitu :
- Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun.
- Nper, jumlah angsuran yang dilakukan
- Pmt, besar angsuran yang dibayarkan.
- Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai akan datangnya.
- Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode.
Contoh 1:
Biaya masuk perguruan tinggi saat ini adalah Rp50.000.000, berapa biaya masuk perguruan tinggi 20 tahun yang akan datang, dengan asumsi pemerintah mampu mempertahankan inflasi satu digit, misal 8% per tahun, dengan menggunakan fungsi fv(), masukkan nilai untuk parameter-parameter yang ada sebagai berikut :
Biaya masuk perguruan tinggi saat ini adalah Rp50.000.000, berapa biaya masuk perguruan tinggi 20 tahun yang akan datang, dengan asumsi pemerintah mampu mempertahankan inflasi satu digit, misal 8% per tahun, dengan menggunakan fungsi fv(), masukkan nilai untuk parameter-parameter yang ada sebagai berikut :
- Rate = 8%
- Nper = 20
- Pmt = 0, tidak ada angsuran yang dikeluarkan tiap tahunnya
- Pv = -50000000, minus sebagai tanda cashflow bahwa kita mengeluarkan uang
- Type = 0
Dari masukan diatas maka akan didapat nilai 233,047,857.19
3.Net Present Value
Net
Present Value atau biasa disingkat dengan NPV adalah merupakan
kombinasi pengertian present value penerimaan dengan present value
pengeluaran.
contoh perhitungan dibawah ini.
Suatu
proyek dengan dengan investasi sebesar Rp. 7.000 juta dan tingkat bunga
yang relevan sebesar 18%. Proyek ini diharapkan akan menghasilkan nilai
sebesar Rp. 9.000 juta. Maka berapakah besarnya net present value yang
akan dihasilkan?
PVpenerimaan = 9.000 / ( 1 + 0.18 )1 = Rp. 7,627 juta
PVinvestasi = 7.000 / ( 1 + 0.18 )0 = Rp. 7,000 juta
Maka Net Present Value yang dihasilkan adalah
NPV = PVinvestasi + PVpenerimaan
NPV = – 7,000 + 7,627 = Rp. 627 juta
4.Internal rate of return
Dapat
didefinisikan sebagai bunga rata-rata yang dibayarkan terhadap saldo
yang belum dibayarkan dalam sebuah pinjaman sehingga pembayaran saldo
yang belum dibayarkan tersebut secara berkala sama dengan nol ketika
akhir pembayarannya.
IRR adalah nilai 1% pada saat
Dimana:
Rk: pendapatan / penerimaan bersih pada tahun ke- K
Ek : pengeluaran bersih termasuk investasi pada tahun ke-K
N: masa hidup proyek
Untuk menentukan penerimaan suatu alternative I’% yang diperoleh dengan MARR (minimum attractive rate of return)
i’ ≥ MARR ( diterima )
i’ ≤ MARR ( tidak diterima)
contoh:
sebuah
investasi sebesar $10.000 dapat ditanamkan pada sebuah proyek yang
akan memberikan penerimaan tahunan $5.310 selama 5 tahun dan mempunyai
nilai sisa $2.000. pengeluaran tahunan $3.000 untuk operasi dan
pemeliharaan.perusahaan akan menerima proyek apapun yang memberikan
“hasil” 10% atau lebih sebelum dikurangi pajak. Dengan menggunakan
metode IRR tentukan apakah proyek tersebut sebaiknya diterima?
Jawab
NPW = 0
5,310 (P/A, i%, 5) + 2,000 (P/F, i%, 5) – 3,000 (P/A, i%, 5) – 10,000 = 0
2,310 (P/A, i%, 5) + 2,000 (P/F, i%, 5) - 10,000 = 0
Dengan cara trial dan error, diperoleh hasil sebagai berikut:
Dilakukan interpolasi antara i’% = 5 dan i’% = 10
Karena IRR < 10%, maka proyek tersebut sebaiknya diterima.
sumber: